Selasa, 25 Oktober 2022

Dear: 17 January 2022

Halo diriku sembilan bulan yang lalu?

Apa kabar?

Baik dong. Kalau nggak baik, nggak mungkin kamu nulis ini.

Aku dimasa ini mau ngabarin, 22 Agustus kemaren kamu berhasil sidang loh. Tanggal 29 nya kamu yudisium. Lulus ga? Lulus dong.

Selamat ya, kamu berhasil lagi melawan kata menyerah itu. Padahal beberapa hari menjelang sidang, aku inget banget kamu mau mundur dan nyerah.

Nggak papa kan kamu nangis.

Nggak papa kan kamu kecewa.

Nggak papa kan kamu ragu.

Yang penting kamu harus tau kapan bangkit.

Apa yang kamu takutkan selama ini, ternyata tidak semenakutkan itu loh ternyata. Yang penting dijalanin.

Benar kok. Semua itu butuh proses. Memang, karyamu kali tidak seperti ekspektasimu. Tapi its okey. Karena skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai *Terima kasih untuk orang yang pernah membuat quotes ini di twitter.

Sekali lagi aku ucapkan selamat ya. You Did It Enji.

 

 

Share:

Your Scent that left behind

Beberapa bulan yang lalu, sebuah laundry baru saja buka di dekat kosan-ku. Laundry itu tidak terlalu besar. Hanya sepetak kecil yang kira-kira berukuran 5 x 4 meter. Ruangan laundry itu sangat sempit karena penuh dengan rak untuk menyimpan baju dan juga mesin cuci.

Saat pertama kali melewati laundry tersebut, aroma dari dalam tempat itu membuat ku berhenti sejenak. Aroma ini terasa sangat kuat diingatanku. Namun, aku tidak bisa mengingat memori apa yang berkaitan dengan aroma ini.

Berbulan-bulan kemudian, setiap kali aku melewati laundry tersebut, aroma yang tidak pernah diganti itu selalu membuatku penasaran akan memori apa yang pernah terjadi dulu.

Hingga seminggu yang lalu, setelah melewati beberapa purnama, akhirnya aku berhasil mengingat aroma ini. Ternyata, ini adalah aroma dari laundry-Mu, 4 tahun yang lalu.

Menurutku ini sangat lucu. Ternyata, dirimu masih begitu kuat diingatanku. Walau aku yakin perasaan cinta ini telah berhenti sejak lama, namun pikiranku tidak bisa membohongi bahwa ingatan tentangmu akan selalu membekas diotakku.

Aku masih berandai, bagaimana jika dulu kita bersama?  Apakah sampai sekarang kita tetap akan bersama? 

Sebenarnya, aku selalu penasaran akan pikiranmu tentang ku. Apakah mungkin kamu pernah punya perasaan yang sama denganku?

Jika suatu hari kamu penasaran apa yang membuatku berhenti jatuh cinta padamu, maka akan aku ceritakan disini. 

Dua tahun yang lalu, setelah 5 tahun memendam rasa ini sendiri, aku melihat sebuah postingan di instagram-mu yang membuatku cukup sakit hati. Postingan itu membuatku yakin bahwa kesempatan untuk dicintai olehmu ternyata memang tertutup sangat rapat. Saat melihat itu, aku menangis cukup lama. Sambil mendengarkan lagu Secret Love Song, aku mengingat-ngingat kenangan indah yang kita bangun selama ini- yang ternyata hanyalah bagian dari ekspektasi-ku saja. 

3 hari menangisimu adalah tangisan paling menyakitkan. Namun, berkat tangisan itu aku bisa bangkit. Mulai saat itu, ku putuskan untuk berhenti mencintaimu. Tekad itu cukup kuat. Sampai membuatku tidak ingin bertemu denganmu saat aku berkunjung ke kotamu. Aku hanya membuat alasan ketika dirimu memintaku bertemu karena AKU TIDAK INGIN MENCINTAIMU LAGI. 

Menurutku, sudah cukup rasa sakit yang mungkin tidak sadar kamu beri kepadaku. Aku tidak menyalahkanmu kok. Memang aku saja yang selama ini bodoh. 

Mencintaimu mengajarkan ku banyak hal. Terutama soal sabar. 

Suatu hari, aku yakin, akan ada sosok pengganti-mu yang bisa kucintai dan mencintaiku balik. Semoga, dia bisa menjadi sosok yang lebih dari padamu. 

Untuk kamu yang nanti berhasil menjadi orangnya, I wanna say: "I Love You, and Thank You for Loving me Back". 

Share: