Selasa, 19 November 2024

Good Bye!

For the first time, I write without feeling lost and without tears.
Perhaps this is the final chapter I’ll write about you.

In 2022, I wondered—did you ever love me?
And in September 2024, I finally found the answer.
Loving you was so painful,
Yet somehow, I managed to endure it.

Even though logic had tried to wake me up countless times,
I still couldn’t stop.
But now, with the answer,
I can finally let go of my expectations.

Still, I will never regret loving you.

Goodbye

Share:

Selasa, 25 Juli 2023

Mitos Kembar Tujuh

Sepanjang perjalanan hidup saya, entah sudah berapa banyak orang yang mengatakan bahwa saya mirip dengan seseorang yang mereka kenal.

Saya baru menyadari hal ini sejak masuk SMA. Banyak guru-guru yang mengatakan bahwa ada seorang adik kelas yang mirip dengan saya. Bahkan kami sampai disangka kakak beradik.

Puncaknya adalah ketika saya masuk kuliah. Banyak diantara teman-teman saya yang menyatakan bahwa saya mirip seseorang. Ada yang mengatakan bahwa saya mirip dengan salah satu saudara. Ada yang mengatakan saya mirip salah satu dosen yang mengajar. Ada yang mengatakan saya mirip dengan seorang kakak tingkat. Hingga saya hitung-hitung, dalam perjalanan hidup saya, saya sudah menemukan lebih dari 5 orang yang mirip dengan saya.

Jika saya perhatikan sendiri, wajah mereka tidak mirip-mirip amat dengan saya. Kadang ada beberapa yang mirip di postur wajah dan juga postur badan. Namun jika diperhatikan lebih lama tentu saya dan mereka jauh berbeda. Di titik ini saya merasa bahwa ternyata muka saya sangat pasaran.
Hingga beberapa waktu yang lalu, viral seorang laki-laki yang berwajah mirip dengan Raffi Ahmad. Hal ini sempat menjadi perbincangan hangat para netizen. Jika di lihat memang wajah mereka sangat mirip. Apalagi jika di bandingkan dengan mudanya Raffi Ahmad. Saya dapat mengatakan bahwa tingkat kemiripan mereka adalah 70%.


Ternyata fenomena tersebut biasa disebut dengan Doppelganger. Dimana adanya kemiripan wajah manusia tanpa hubungan darah/keluarga. Ini mengingatkan saya terhadap salah satu mitos di masyarakat yang menyatakan bahwa manusia memiliki 7 kembaran di muka bumi.
Fenomena ini bahkan bisa terjadi dalam generasi yang berbeda. Salah satu yang terkenal adalah foto Mesut özil yang mirip dengan seorang tokoh terkenal bernama Enzo ferrari. Foto perbandingan keduanya dapat kita temui di jejaring internet. Dan jika kita perhatikan tingkat kemiripannya memang sangat tinggi hampir 90%.

Lantas apakah saya akan menemukan orang ke 7 dan mati?

Jika di bandingkan dengan orang-orang yang mirip dengan saya tadi, tingkat kemiripannya hanya 20%.
Hal seperti ini sebenarnya sangat biasa terjadi. Bayangkan segitu banyaknya makhluk di muka bumi masa iya tidak ada yang mirip. Namun saya sadar bahwa semirip mirip nya saya dengan seseorang pasti ada yang berbeda di diantara kami. Hingga sepertinya mencari orang dengan tingkat kemiripan 99% akan sangat sulit. Jadi saya tidak perlu khawatir terhadap mitos tersebut karena sampai sekarang pun saya belum bertemu orang yang 99% mirip dengan saya. 

Share:

Selasa, 06 Juni 2023

Salah Langkah

 Ditulis pada tanggal 21 April 2021

Sampai hari ini, saya masih mempertanyakan apakah keputusan yang saya ambil 3 tahun yang lalu adalah sebuah pilihan yang tepat? Memilih kuliah di Jakarta daripada Jogja yang sebenarnya adalah kota impian saya. Gemerlap Jakarta ternyata tidak membuat saya bahagia. Hari-hari yang padat, lingkungan yang sempit, dan juga pemandangan buatan membuat saya tidak merasakan apa-apa.

Sampai hari ini, saya merasa bahwa saya tidak bergerak dari tiga tahun yang lalu. Banyak hal yang sebenarnya sudah saya lakukan. Tapi ntah kenapa saya tidak mampu berkembang dan beradaptasi dengan lingkungannya.


Ditulis pada tanggal 7 Juni 2023

Pertanyaan dari 2 tahun lalu masih menghantui saya sampai hari ini. Bahkan saat saya sudah berhasil menyelesaikan perkuliahan, pertanyaan tersebut tetap timbul. Namun, saya akui bahwa perkembangan saya lebih baik daripada tahun sebelumnya. Saya sudah mulai berhasil beradaptasi dengan Jakarta. Namun, hidup disana masih terasa sulit. Bahkan saat ini, saya memutuskan untuk kembali pulang ke rumah. Pertanyaan kini makin menumpuk. Apakah keputusan untuk istirahat ini adalah pilihan yang tepat? Apakah jalan yang saya tempuh sekarang adalah pilihan yang bijak? Apa langkah saya selanjutnya?


Di tulis pada tanggal 18 Juli 2022

Sejak kedatangan saya kembali ke Jakarta 10 hari yang lalu, pertanyaan itu hilang sejenak. Saat menaiki KRL, tidak ada perasaan yang mengganjal. Ntah kenapa, saya seperti sudah melebur bersama orang-orang yang ada di dalam kereta. Selama beberapa hari ini, hidupdi Jakarta tidak terasa asing. Apakah saya mulai nyaman dengan kehidupan di Jakarta? 

*tulisan ini sengaja dibiarkan tergantung

Share:

Selasa, 25 Oktober 2022

Dear: 17 January 2022

Halo diriku sembilan bulan yang lalu?

Apa kabar?

Baik dong. Kalau nggak baik, nggak mungkin kamu nulis ini.

Aku dimasa ini mau ngabarin, 22 Agustus kemaren kamu berhasil sidang loh. Tanggal 29 nya kamu yudisium. Lulus ga? Lulus dong.

Selamat ya, kamu berhasil lagi melawan kata menyerah itu. Padahal beberapa hari menjelang sidang, aku inget banget kamu mau mundur dan nyerah.

Nggak papa kan kamu nangis.

Nggak papa kan kamu kecewa.

Nggak papa kan kamu ragu.

Yang penting kamu harus tau kapan bangkit.

Apa yang kamu takutkan selama ini, ternyata tidak semenakutkan itu loh ternyata. Yang penting dijalanin.

Benar kok. Semua itu butuh proses. Memang, karyamu kali tidak seperti ekspektasimu. Tapi its okey. Karena skripsi yang baik adalah skripsi yang selesai *Terima kasih untuk orang yang pernah membuat quotes ini di twitter.

Sekali lagi aku ucapkan selamat ya. You Did It Enji.

 

 

Share:

Your Scent that left behind

Beberapa bulan yang lalu, sebuah laundry baru saja buka di dekat kosan-ku. Laundry itu tidak terlalu besar. Hanya sepetak kecil yang kira-kira berukuran 5 x 4 meter. Ruangan laundry itu sangat sempit karena penuh dengan rak untuk menyimpan baju dan juga mesin cuci.

Saat pertama kali melewati laundry tersebut, aroma dari dalam tempat itu membuat ku berhenti sejenak. Aroma ini terasa sangat kuat diingatanku. Namun, aku tidak bisa mengingat memori apa yang berkaitan dengan aroma ini.

Berbulan-bulan kemudian, setiap kali aku melewati laundry tersebut, aroma yang tidak pernah diganti itu selalu membuatku penasaran akan memori apa yang pernah terjadi dulu.

Hingga seminggu yang lalu, setelah melewati beberapa purnama, akhirnya aku berhasil mengingat aroma ini. Ternyata, ini adalah aroma dari laundry-Mu, 4 tahun yang lalu.

Menurutku ini sangat lucu. Ternyata, dirimu masih begitu kuat diingatanku. Walau aku yakin perasaan cinta ini telah berhenti sejak lama, namun pikiranku tidak bisa membohongi bahwa ingatan tentangmu akan selalu membekas diotakku.

Aku masih berandai, bagaimana jika dulu kita bersama?  Apakah sampai sekarang kita tetap akan bersama? 

Sebenarnya, aku selalu penasaran akan pikiranmu tentang ku. Apakah mungkin kamu pernah punya perasaan yang sama denganku?

Jika suatu hari kamu penasaran apa yang membuatku berhenti jatuh cinta padamu, maka akan aku ceritakan disini. 

Dua tahun yang lalu, setelah 5 tahun memendam rasa ini sendiri, aku melihat sebuah postingan di instagram-mu yang membuatku cukup sakit hati. Postingan itu membuatku yakin bahwa kesempatan untuk dicintai olehmu ternyata memang tertutup sangat rapat. Saat melihat itu, aku menangis cukup lama. Sambil mendengarkan lagu Secret Love Song, aku mengingat-ngingat kenangan indah yang kita bangun selama ini- yang ternyata hanyalah bagian dari ekspektasi-ku saja. 

3 hari menangisimu adalah tangisan paling menyakitkan. Namun, berkat tangisan itu aku bisa bangkit. Mulai saat itu, ku putuskan untuk berhenti mencintaimu. Tekad itu cukup kuat. Sampai membuatku tidak ingin bertemu denganmu saat aku berkunjung ke kotamu. Aku hanya membuat alasan ketika dirimu memintaku bertemu karena AKU TIDAK INGIN MENCINTAIMU LAGI. 

Menurutku, sudah cukup rasa sakit yang mungkin tidak sadar kamu beri kepadaku. Aku tidak menyalahkanmu kok. Memang aku saja yang selama ini bodoh. 

Mencintaimu mengajarkan ku banyak hal. Terutama soal sabar. 

Suatu hari, aku yakin, akan ada sosok pengganti-mu yang bisa kucintai dan mencintaiku balik. Semoga, dia bisa menjadi sosok yang lebih dari padamu. 

Untuk kamu yang nanti berhasil menjadi orangnya, I wanna say: "I Love You, and Thank You for Loving me Back". 

Share:

Senin, 17 Januari 2022

TA

 Dear Anggie,

Untuk sampai ditahap ini, kamu sudah melakukan banyak hal. Kamu, sudah berusaha semampumu. Penyesalan-penyesalan yang kamu bawa saat ini adalah proses bertumbuh yang baik untukmu.

Kamu, sudah melakukan yang terbaik. Sadarlah, tidak ada manusia yang langsung bisa. Bakat itu bisa dilatih. Tidak semua harus langsung bagus.

Kamu berhasil melawan kata "Menyerah" itu.

Tidak  apa kamu menangis.

Tidak apa kamu ragu.

Tidak apa kamu kecewa.

Karena kita hanya manusia.

Apapun yang terjadi nanti, mari usahakan yang terbaik. Semangat diriku sendiri!!!

:) :)

Share:

Selasa, 11 Januari 2022

Curriculum Vitae

Semalam, bapak tiba-tiba menelepon menanyakan kabar. Saya tidak cerita mengenai kesulitan yang sedang saya hadapi. Saya takut bahwa ini akan membebani dia. Saya pun berbohong dengan mengatakan bahwa saya baik-baik saja. Setelah memastikan keadaan anaknya, Ia pun mematikan telepon.

Satu jam berlalu tiba-tiba ia menelepon lagi. Saya pikir ada suatu hal penting lain. Ternyata bapak minta dibuatkan CV. Iya. Curriculum Vitae. Yang buat lamar kerja itu.  Saya tahu bahwa bapak memutuskan untuk kerja lagi di kantor lamanya. Saat saya membicarakan hal itu dengan adik saya, ia mengatakan bahwa alasan bapak bekerja lagi adalah untuk mengumpulkan biaya agar bisa melihat saya wisuda di Jakarta sekaligus pulang ke kampung halamannya. Malam itu saya menangis lagi. Di tengah harapan yang sudah hampir berakhir, saya mendapatkan sebuah alasan untuk tetap menyelesaikan sampai titik terakhir saya. 

Saya pun memutuskan membantu bapak. Untungnya, bapak memberikan referensi CV yang ingin ia buat. Saya tinggal mencari template yang mirip di Canva. Setelah itu, saya meminta bapak mengirimkan fotonya yang sendiri. 5 menit kemudian bapak mengirimkan foto selfie nya. Saya tanya apakah bapak tidak punya foto lain. Bapak menjawab tidak. Ia menyuruh saya mencari fotonya di laptop saya. Saya pun mencoba mengingat-ingat apakah saya punya foto bapak yang saya ambil sendiri. Saya mencoba membuka file foto tahun lalu. Ada. Tapi itu foto ramai-ramai saat kumpul lebaran kemarin. Satu-satunya foto bapak yang saya ambil adalah foto candid. Dan itu tidak mungkin saya masukkan di CV.


Saya mencoba mencari kembali di folder tahun-tahun sebelumnya. Di sini saya menyadari bahwa di antara banyaknya orang yang saya foto, foto kedua orang tua saya adalah yang paling sedikit saya ambil. Terutama bapak. Tidak ada satu pun foto bapak yang saya ambil secara khusus. Hanya ada foto bapak yang saya ambil secara diam-diam aka candid. Di sini saya menyadari hubungan saya dengan bapak saya. Ternyata ada sedikit rasa segan di antara saya dan dia. Dulu saya pikir bapak memang orang yang tidak terlalu suka di foto. Begitulah pemikiran saya terhadap pria. Mereka memang tidak terlalu eksis seperti para wanita. Namun, saya sadar ternyata saya saja yang memang jarang mengajaknya berfoto sehingga ia pun merasakan bahwa foto tidak terlalu penting. Namun sekarang saya sadar, bahwa satu-satunya kenangan yang tidak akan pudar adalah foto-foto yang saya ambil.


Share: